Minggu, 07 Juni 2015

LAPORAN PRAKTIKUM
MANAJEMEN PENGOLAHAN PAKAN
PEMBUATAN HAY
DAN
PEMBUATAN UREA MOLASES BLOK (UMB) ATAU TEMPANI SAPI










Oleh :
Nama                   : Muhammad Syarif  Hidayatullah
NIM            : B0D 013 059
Prodi           : D III Kesehatan Hewan





FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2014


KATA PENGANTAR
            Assalamualaikum Wr. Wb
                        Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan kesempatan dalam pembuatan laporan mengenai Pembuatan HayDanPembuatan Urea Molases Blok (Umb) Atau Tempani Sapi.
.                       Dalam laporan ini akan membahas seputar cara pembuatan UMB dan efisiensi setiap bahan yang digunakan dalam upaya peningkatan ekonomi masyarakat, dengan melihat perbandingan tingkat harga bahan yang dibutuhkan dan hasil yang diperoleh dalam meningkatkan produksi ternak potong khususnya.
                        Setelah kita mengetahui efisiensi harga bahan yang digunakan dalam pembuatan dan proses pemasyarakatan UMB di tengah-tengah masyarakat. Dalam pembuatan UMB ini mengupayakan keberadaan bahan yang tersedia dengan harga yang murah dan tersedia melimpah, maka itu akan menjadi pilihan utama dalam mencari bahan yang digunakan. Sehingga perlu adanya pengetahuan dan perhitungan yang tepat agar dalam pengusahaannya tercapai efisiensi.
                        Apabila ada kesalahan dan kehilafan dalam laporan ini aka pantaslah karena penulis hanyalah manusia biasa, maka dari itu mohon saran dan kritikannya yang membagun tulisan ini.

                                                                                                            Penulis














DAFTAR ISI
 
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR........................................................................................................ i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
ACARA I
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang........................................................................................................
B.     Tujuan Dan Kegunaan.............................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.    Pengertian UMB dan Sejarah UMB........................................................................
B.     Bahan Pembuatan UMB..........................................................................................
C.     Analisis Harga Bahan .............................................................................................
BAB III MATERI DAN METODE
A.    Materi Praktikum.....................................................................................................
B.     Metode Praktikum...................................................................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil Praktikum.......................................................................................................
B.     Pembahasan.............................................................................................................
BAB V PENUTUP
A.    Simpulan..................................................................................................................
B.     Saran........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................
ACARA II
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang........................................................................................................
B.     Tujuan Dan Kegunaan.............................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.    Rumput gajah..........................................................................................................
B.     Hay..........................................................................................................................  
BAB III MATERI DAN METODE
A.    Materi Praktikum.....................................................................................................
B.     Metode Praktikum...................................................................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil Praktikum.......................................................................................................
B.     Pembahasan.............................................................................................................
BAB V PENUTUP
A.    Simpulan..................................................................................................................
B.     Saran........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................




Acara i
1.      BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kemajuan perkembangan dalam segala bidang akan mempengaruhi pola hidup masyarakt modern, sehingga mereka membutuhkan makanan yang memiliki nilai gizi yang cukup untuk kebutuhannya. Dalam proses pemenuhan pangan seperti halnya daging. Baik itu dagng sapi maupun daging ternak lainnya harus melewati beberapa komponen.Seperti kita ketahui dalam manajemen peternakan ada bagian pengaturan pakan dalam upaya penggemukan.
            Dalam penggemukan ada faktor utama yang diperhatian seperti nafsu makan ternak, jenis makanan hijauan maupun konsetrat tambahan pakan. Dala hal ini pembuatan Urea Molases Block (UMB) memiliki tujuan yang utama berupa tercukupinya kebutuhan ternak dari segi nutrisinya seperti protein, mineral, karbohidrat ataupun yang lainnya yang menunjang proses pertumbuhan. Selain itu juga meningkatkan nafsu makan dari ternak itu sendiri dengan harapan meningkatkan populsai mikroba rumen dari ternak yang kita pelihara sebagai ternak potong, yan berbasis penyedia daging atau protein hewani.
Selain dalam upaya memproduksi UMB untuk ternak ada faktor yang lebih penting yaitu penggunaan limbah.Limbah yang kita ketahui bersama bahwa bahan sisa dari pengolahan yang sudah tidak digunakan laigi.Dalam pembuatan UMB ini menggunakan bahan limbah yang digunakan sebagai bahan pengisi seperti bungkil kelapa, sisa serbuk geregaji maupun yang lainnya.Sehingga UMB ini sangat bermanfaat dan efisiensi bahan yang digunakan dan dapat beramanfaat ketika kita mengolah dari limbah menjadi bahan yang bermanfaat untuk ternak.
Sehingga perlu diadakannya praktikum pembuatan UMB ini tidak lain dan tidak bukan hanya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pangan Indoesia yang masih di bawah konsumsi rata-rata daging perkapita di dunia 0,365 tahun terakhir (Survei Sosial Ekonomi Nasional 2008-2012). Itu menunjukan angka yang sangat rendah  Oleh karena itu praktikum ini sangatlah penting sehingga bisa diterapkannya di tengah-tengah masyarakat yang masih memiliki wawasan kurang memadai yang perlu dibina oleh para kademisi seperti mahasiswa ataupun tenaga pengajar perguruan tinggi untuk  kembali membangun perdesaan yang maju dan negara yang sejahtera.
                       
B.     Tujuan dan Kegunaan
1.      Tujuan Praktikum
Dalam praktikum pembuatan UMB ini ada beberapa tujuan utamanya diantaranya adalah :
a.       Untuk mengetahui prosedur pembuatan tempani (UMB) itu sendiri.
b.      Untuk mengetahui formulasi dalam pembuatan UMB.
c.       Untuk mengetahui bagaimana pengaruh konsumsi pakan ternak setelah memakan UMB.
d.      Untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pangan (Daging) dalam negeri dengan menyediakan UMB sebagai makanan suplemen ternak.
2.      Kegunaan Praktikum
Dari tujan di atas ada beberapa kegunaan yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat yaitu :
a.       Dapat mengetahui mekanisme dalam penggunaan alat dan dalam pencampuran bahan ketika membuat UMB.
b.      Dapat mengetahu persentase bahan dalam penyusunan formulasi UMB.
c.       Dapat mengetahui tingkat palatabilitas ternak terhadap pakan setelah memakan UMB sebagai suplement karena pertumbuah mikroba rumen.
d.      Dapat meningkatkan perekonmia masyarakat dalam mengaplikasikan UMB baik dalam prduksi UMB maupun dalam memberikan UMB kepada ternak.


 

2.      BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Urea Molases Blok
1. Pengertian UMB
Urea Molasses Block (UMB) merupakan bahan pemacu, artinya bahwa suplemen ini merupakan jenis pakan yang berperan sebagai pemacu pertumbuhan dan peningkatan populasi mikroba didalam rumen. Sifatnya khusus dan kompak.Pakan pemicu ini dapat merangsang ternak ruminansia (sebagai induk semang) dalam menambah jumlah konsumsi serat kasar sehingga meningkatkan produksi.Mikroorganisme yang hidup didalam rumen ternak ruminansia mampu mensintesa protein untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok dan berproduksi (Mutiarni, 2013).
Molasses merupakan bahan sisa dari industri gula yang banyak dijumpai di samping hasil utamanya.Dari berbagai bahan sisa yang dihasilkan industri gula, molasses merupakan bahan dasar yang berharga sekali untuk industri dengan fermentasi.Molasses adalah sejenis sirup yang merupakan sisa dari pengkristalan gula pasir.Molasses tidak dapat dikristalkan karena mengandung glukosa dan fruktosa yang sulit untuk dikristalkan. Molasses merupakan produk limbah dari industri gula di mana produk ini masih banyak mengandung gula dan asam-asam organik, sehingga merupakan bahan baku yang sangat baik untuk pembuatan etanol. Bahan ini merupakan produk sampingan yang dihasilkan selama proses pemutihan gula. Kandungan gula dari molasses terutama sukrosa berkisar 40-55% (Anonim, 2008).
Sifat fisika molasses yakni berwujud cairan berwarna hitam, memiliki sifat Brix 90,92 %, Pol 29,89 %, HK 32,88 %, dan TSAI 55,32 %. Sedangkan komposisi utamanya yakni sukrosa 38,94 %, glukosa 14,43 %, fruktosa 16,75 %, abu 11,06 %, dan air 18,82 %. Sifat kimia molasses mengandung banyak karbohidrat sehingga dapat digunakan sebagai bahan baku proses fermentasi alkohol maupun fermentasi lain (Purwanto, 2008).
Bahan utama untuk membuat UMB adalah molasses sebagai sumber energi.Molases merupakan bahan pakan sumber energi karena banyak mengandung pati dan gula.Kecernaanya tinggi dan bersifat palatable. Hasil analisis menunjukkan bahwa kadar airnya 78-86%, gula 77%, abu 10,5%, protein kasar 3,5%, dan TDN 72% (Utomo et al., 2001).
Beberapa peternak memberikan langsung urea kedalam pakan ternak mereka, hal ini kurang baik karena selain rasanya yang pahit dan tidak enak, juga dapat menyebabkan ternak keracunan nitrogen.Menggabungkan urea dengan molases atau biji-bijian atau keduanya membuat urea lebih cocok untuk ternak. Selain itu biji-bijian dan tetes juga akan memberikan energi yang diperlukan untuk membantu proses pencernaan. Oleh karena itu cara yang aman dalam pemberian urea adalah dengan mempersiapkannya menjadi Urea Molases Blok (UMB). Persiapan ini adalah cara yang baik untuk menyediakan protein dan energi bagi ternak ruminansia, dan membantu meningkatkan pasokan protein hewan. UMB dapat dibuat dari berbagai bahan tergantung pada ketersediaan bahan yang ada disekitar (Wae, 2011).

B. Bahan Pembuatan UMB
1. Bahan Yang Dipakai
Dalam pembuatan UMB ini ada beberapa bahan yang dipakai diantaranya :
a.       Molases, adalah produk sampingan dari industri gula menyediakan reaksi subtrat dan berbagai mineral dan elemen. Molases memiliki rasa dan aroma yang menyenangkan, yang membuat blok sangat menarik dan lezat bagi ternak. 
b.      Urea, memberikan reaksi nitrogen, komponen yang paling penting dari blok. Urea yang mengandung nitrogen meningkatkan asupan hijauan kering atau hijauan berkualitas rendah serta meningkatkan daya cerna. Asupan nitrogen dalam bentuk urea diberikan secara terbatas untuk menghindari masalah toxicitas namun cukup untuk mempertahankan tingkat amonia dalam rumen secara konsisten di atas 200 mg N/l untuk pertumbuhan mikro-organisme di dalam rumen. 
c.       Kopra, gandum atau dedak disini berfungsi untuk menyediakan beberapa nutrisi penting seperti lemak, protein dan fosfor, selain itu juga bertindak sebagai penyerap kelembaban yang terkandung dalam molases dan memberikan struktur untuk blok. 
d.      Garam, garam mengandung beberapa mineral penting yang dibutuhkan ternak. 
e.       Semen, sebagai pengikat untuk memperkuat blok. 
f.       Obat-obatan, untuk mengontrol internal parasit misalnya obat-obatan yang mengandung fenbendazole dapat ditambahkan ke UMB.

UMB adalah sebuah cara yang sangat baik bagi ketersediaan protein dan energi untuk ternak ruminansia, dan membantu meningkatkan suplai protein kepada ternak.
2.      Manfaat Urea Molases Blok (UMB)
Menurut (Wae, 2011) memaparkan beberapa fungsi dari UMB itu sendiri yakni:
a.       Meningkatkan palatabilitas pakan (hijauan/rumput) yang berkualitas rendah dan meningkatkan nilai gizi pakan. 
b.      Meningkatkan daya cerna pakan dan penyerapannya. 
c.       Penelitian telah menunjukan bahwa UMB yang diberikan kepada ternak betina dapat meningkatkan tingkat pembuahan sel telur ternak betina. Jika diberikan untuk ternak bunting akan melahirkan anak yang kuat dan sehat. 
d.      UMB juga membantu pertambahan bobot badan, meningkatkan kualitas daging, susu, dan energi ternak.
e.       UMB juga bertindak sebagai persediaan pada saat musim kering dan masa kritis lainnya misalnya pada saat terjadi kelangkaan pakan.
3. Pembatasan Bahan Pembuatan
Menurut (Wae, 2011) bahwa ada pembatasan atau standarisasi penggunaan bahan yang digunakan dalam pembuatan UMB, diantaranya adalah :
a.       Urea dalam kadar tinggi yang merupakan racun bagi ternak maka itu sangat penting diperhatikan dalam pembuatan UMB yang benar, bahwa kadar urea tidak melebihi 10% dari keseluruhan bahan. 
b.      Diberikan hanya untuk ternak ruminansia saja, jangan diberikan kepada ternak dengan sistem pencernaan bersifat monogastric seperti halnya babi dan kuda. 
c.       Jangan diberikan pada ternak ruminansia dibawah umur enam bulan. 
d.      Jangan diberikan kepada ternak dalam kondisi belum makan hijauan karena jika di konsumsi secara berlebihan akan dapat menyebabkan keracunan. 
e.       Pemberian pada kambing atau domba dibatasi 100 gram/hari. 
f.       Jangan pernah diberikan dalam bentuk larutan dalam air minum ataupun dalam bentuk UMB yang ditumbuk karena dapat menyebabkan konsumsi yang berlebihan.




3.      BAB III
MATERI DAN METODE
Waktu Praktikum :
Tempat            :
Waktu             :
Hari/tanggal    :

A.    Materi Praktikum
a.       Alat-alat Praktikum
Adapun Alat yang digunakan dalam praktiku ini antara lain :
·         Ember
·         Pengaduk
·         Timbangan
·         Alat cetakan
b.      Bahan Praktikum
Adapun bahan yang dipakai dalam praktikum dalam pembuatan 6 Kg Molases antara lain :
·         Molases
·         Urea
·         Garam
·         Dedak halus
·         Dedak jagung
·         Kapur

B.     Metode Praktikum
a.       Cara pembuatan UMB (Urea Molases Blok)
Dalam pebuatan UMB ini ada beberapa prosedur dalam proses pencampuran Antara lain :
1.      Pertama menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2.      Menimbang bahan bahan dengan kadar yang di gunakan.
3.      Menggabungkan bahan yang cair bersama cair seperti molases, garam sama urea. Dan yang padat bersama yang padat seperti bungkil kelapa, dedak halus, dan kapur .
4.      Mencampur dengan mengaduk bahan yang cair hingga benar-benar larut dan bahan terlihat homogen.
5.      Demikian juga bahan yang padat hingga campuran homogen di campur.
6.      Menggabungkan semua bahan padat dan cair dengan tempat pengadukan yang cukup sehingga dalam pengadukan jadi mudah.
7.      Sampai terlihat homogen kemudian dimasukkan kedalam mangkuk cetakan dengan menekan capuran sampai benar-benar padat.

b.      Cara Pemberian UMB kepada Ternak
Dalam memberikan ternak UMB yang telah jadi dalam cetakannya maka :
1.      Memberi lubang pada pinggir cetakan dan mudah dalam mengikat dengan kawat sehingga tidak mudah bergerak ketika ternak menjilat UMB tersebut.
2.      Ditaruh pada bagian kandang yang mudah dijangkau oleh ternak ketika dalam proses penjilatan.
3.      Dalam pegikatan kawat mangkuk cetakan dengan erat dan diusahakan jagan sampai bisa bergerak













4.      BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    HASIL
Urea Molases Block atau disebut UMB dan ada juga menyebutnya tempani sapi atau jajan sapi. UMB ini merupakan suplem ent atau pakan tambahan dimana ada beberapa kelebihan yang dimiliki oleh suplemen yang satu ini salah satunya adalah untuk meningkatkan jumlah mikroba dalam rumen karena ada senyawa yang mempengaruhinya seperti mo lases. Dima-na molases merupakan sebagai perangsang pertumbuhan mikroba dalam rumen.
Apabila jumlah mikroba dalam rumen sehing-ga dapat mempercepat proses penyerapan atau proses perombakan senyawa dalam pakan seperti bakteri yang bisa menghasilkan enzin selualse yang dapat memecahkan selulosa dalam ternak ruminansia. Sehingga pemanfaatan pakan akan dapat lebih efisien dan lebih banyak Intake (diserap oleh tubuh) dan mampu memberikan terhadap bobot badan (BB) ternak yang kita berikan.

B.     PEMBAHASAN
Pada pembuatan UMB kali ini kami lakukan dengan mengunakan bahan seperti molases, garam, urea, bungkil kelapa, kapur dan dedak halus.Bahan ini merupkan bahan yang digunakan ketika dalam ketersediaan yang cukup. Seandainya pada saat kesulitan mencari bahan ini bisa dgunakan bahan lain sebagai bahan pengisi seperti serutan geregaji bisa digunakan sebagai ganti dedak halus, bubuk tepung jagung bisa sebagai ganti bungkil kelapa, gula bisa pasir bisa menggantikan molases maupun bahan yang lainnya yang kemudian memiliki persamaan kandungan bahannya karena dalam hal ini kita menggunakan bahan limbah yang akan menjadi sia-sia sehingga bisa bermanfaat.
Dalam Proses pembuatan hal yang terpenting adalah proses percampuran bahan yang mudah cair dengan bahan yang padat. Ditujukan agar ketika dalam pencampuran akan terjadi penggumpalan yang mengakibatkan tidak merata dan bahan tidak akan menumpuk pada suatu sisi sehingga dalam penyajiannya tidak menjadi permasalahan dan kendala bagi ternak itu sendiri.
Adapun bahan yang cair dengan memasukkan urea dan garam ke dalam molases yang di dalam ember kemudian diratakan.Begitu juga dengan bahan padat seperti bungkil kelapa dicampur dengan dedak halus dan kapur.




a.       Formulasi UMB
Dalam penyusunan bahan yang kita gunakan perlu adanya formulasi sehingga keefisiensian UMB yang kita buat akan menjadi pakan yang bermanfaat dan kandungan bahan tidak mempengaruhi palatabilitas ternak. Misalnya apabila kandungan urea dan kapur yang berlebihan akan berdampak pada ternak maka perlu dilakukan formulasi yang tepat. Adapun formulasi yang kami guanakn dalam hal ini antara lain :
Tabel 4.1. Tabel Formulasi Urea Molases Block
No
Nama Bahan
Persentase (%)
1
Molasses
28
2
Urea
7
3
Dedak Padi Halus
21
4
Dedak jagung
20
5
Kapur
8
6
Garam
10
No
Nama Bahan
%
Harga*/Kg
1
Molases
28
Rp. 10.000,00-
2
Urea
7
Rp. 10.000,00-
3
Dedak Padi Halus
21
Rp. 3.000,00-
4
Dedak jagung
20
Rp. 4.000,00-
5
Kapur
8
Rp. 1.000,00-
6
Garam
10
Rp. 5.000,00-
Total Harga
Rp. 25.500,00-
No
Nama Bahan
%
Perhitungan
% x Harga
Harga 1 kg UMB
1
Molases
28
28/100      x Rp   10.000,00-
Rp.      2.800,00-
2
Urea
7
7/100        x Rp.  10.000,00-
Rp          700,00-
3
Dedak Padi Halus
21
21/100      x Rp.    3.000,00-
Rp.         630,00-
4
Dedak jagung
20
20/100      x Rp.    4.000,00-
Rp.         800,00-
5
Kapur
8
8/100        x Rp.    1.000,00-
Rp.           80,00-
6
Garam
10
10/100      x Rp.    5.000,00-
Rp.         500,00-
Total Harga
Rp.      5.510,00-

* Kadar maksimal bahan tidak boleh lebih
Bahan antara dedak halus dengan nungkil kelapa boleh dilakuakan saling mengisi atau salah satu yang kurang maka saling isi sesuai dengan ketersedian bahan.Kadar maksimal dalam penyusunan seperti urea, kapur dan garam. Karena nanti apabila melebihi kadar maksimalnya akan berdampak pada ternak itu sendiri. Seperti apabila kadar urea terlalu tinggi maka ternak akan terjadi gangguan pada pencernaan, dan apa bila kadar gara terlalu tinggi begitu juga akan mempengaruhi palatabilitas ternak itu sendiri. Begitu juga bahan yang lain yang terdapat dalam tabel 4.1.
b.      Analisis Harga Bahan
Efisiensi pembuatan suatu produk harus mempertimbangkan dari segi biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi maka perlu adanya analisis biaya yang mungkin akan dikeluarkan dalam pembuatan UMB ini.  Sehingga dalam upaya menjadikan UMB sebagai Usaha maka alangkah baiknya bila kita jeathui berapa biaya yang kita keluarkan dan keuntungan yang kita dapatkan. Adapun daftar harga pada beberapa bulan terakhir Oktober 2014 antara lain :



Tabel 4.2. Tabel Harga Bahan dan Harga Pembuatan 1 kg UMB
*Harga bahan pada bulan Oktober 2014
Tabel 4.3. Harga Bahan untuk pembuatan 1 kg UMB
                                    *Harga bahan bulan Oktober 2014
Harga bahan tentu akan terjadi perubahan setiap bulan bhakan tiap minggu, maka itu harus kita kuasai bagai mana perhitungan dalam memperoleh bahan yang kita gunakan. Dalam tabel 4.3 memaparkan bahwa sekitar Rp. 5.510,00harga yang dibutuhkan dalam membuat UMB dengan berat 1 kilogram. Seandainya kita ingin membuat 100 kilogram maka tinggak kita kalikan 100 dikali harga per-kilogram.Begitu juga apabila kita ingin memproduksi dalam jumlah ton tinggal dikalikan beratnya di kali harga per-kilogramnya.








5.      BAB V
PENUTUP
A.    SIMPULAN
Dari praktikum pembuatan ini ada beberapa poin yang dapat kami simpulkan diantaranya adalah :
1.      Praktikum pembuan UMB ini membutuhkan bahan dan alat yang dapat membantu dalam proses pembuatannya.
2.      Dalam pembuatan UMB ini membutuhkan formulasi yang sangat penting dalam menentukan kadar bahan sehinga tidak menjadi dampak negatif terhadap ternak yang diberikan.
3.      Perolehan bahan harus sesuai dengan pertimbangan harga maka dalam menggunakan bahan harus mneggunkan bahan yang berbasis limbah sehingga meiliki nilai yang lebih tinggi dan efisien.
4.      UMB merupakan suplemen makanan yang dapat meningkatkan nafsu makan dan meningkatkan populasi mikroba dalam rumen.
5.      Dalam penyusunan bahan kita harus menggunakan bahan yang ketersediannya lebih banyak sebagai penganti bahan yang lainnya, asalkan kandungan dan nilai gizinya/nutrisinya sama.

B.     SARAN
Adapun saran yang ingin kami sampaikan kepada pembaca maka dalam penyusunan formulasi harus memiliki standar maksimal suatu bahan, sehingga lebih berhati-hati dalam pemberian ternak karena akan berdampak negatif dan butuh pemahaman yang lebih dalam.
Kepada dosen mata kuliah limbah agar memberikan informasi terhadap bahan yang bisa kita gunakan secara luas dan apabila kita berada didaerah yang mungkin tidak tersedia banyak bahan formuasi yang ada dan telah kita pelajari sebelumnya tidak kewalahan dalam memilih bahan yang akan kita gunakan.


  











DAFTAR PUSTAKA

Derisent, Wae.2013.http://media-pp.blogspot.com/2013/03/urea-molasses-blok-untuk-ternak.html Diakses tanggal3 Desember 2013
Indriani, Yofita Heti. 2011. Membuat Pupuk Kompos Secara Kilat.Jakarta; Penebar Swadaya
Maura, Eki.2011.http://ketekdekil.blogspot.com/2011/03/urea-molasses-block-umb.html
Diakses tanggal 3 Desember 2013
Mutiarini , Oktavia.2013.http://oktaviamutiarini.blogspot.com/2013
/01/umb-urea-molasses-block.html Diakses tanggal 3 Desember 2013



Acara ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pakan merupakan setiap  bahan yang dapat dimakan , disukai, dicerna dan tidak membahayakan bagi kesehatan ternak. Agar bahan dapat disebut dengan pakan maka harus memenuhi persyaratan tersebut.Pakan  adalah bahan yang dapat dimakan, dicerna dan diserap baik secara keseluruhan atau sebagian dan tidak menimbulkan keracunan atau tidak mengganggu kesehatan ternak yang mengkonsumsinya ( Kamal, 1998 dalam Subekti, 2009). Sedangkan yang dimaksud dengn  ransum adalah campuran dari beberapa bahan pakan yang disusun untuk memenuhi kebutuhan ternak dalan waktu 24 jan sehingga zat gizi yang dikandungnya seimbang sesuai kebutuhan ternak  ( Indah dan Sobri, 2001 dalam Subekti, 2009). Bahan-bahan  pakan yang diberikan untuk ternak dapat dibedakan menjadi pakan asal tanaman  dan  pakan asal hewan. Bahan pakan asal hewan seperti tepung ikan, tepung tulang, tepung daging, tepung darah, tepung bulu dan tepung udang.Bahan-bahan asal tanaman seperti hijauan dan biji-bijian.
Bahan pakan asal hijauan dapat dibedakan menjadi  rumput dan leguminosa. Hijauan pakan atau disebut forage merupakan tanaman pakan yang berasal dari rumput dan kacang-kacangan yang diambil hijauannya sebagai bahan pakan (Purbajanti, 2012). Pakan hijauan tidak terjamin sepanjang tahun secara kuantitatif dan kualitatif, pada saatmusim hujan hijauan yang tersedia sangan melimpah sedangkan saat tiba musim kemarau atau panas hijauan pakan sangat sulit penyediaannya untuk memenuhi kebutuhan ternak terutama ternak ruminansia.Oleh karena itu perlu dilakukan pengolahan atau pengawetan hijauan agar supaya hijaua pakan selalu tersedia untuk memenuhi kebutuhan ternak tersebut. Tujuan utama dalam pengawetan  hijauan adalah untuk memelihara atau mempertahankan kualitas dan kuantitas nutrisi hijauan dengan meminimalkan kehilangan pada saat pemanenan dan penyimpanan (Rotzdan Muck, 1994 dalam Mansyur et al., 2007). Sedangkan keuntungandari  pengawetan hijauan adalah dapat dipertahankan kualitasnya atau komposisi nutriennya hingga berakhirnya masa penyimpanan (Sugiri et ai., 1981 dalam Subekti et al., 2013).
Pengolahan dan pengawetan bahan pakan dapat dilakukan dengan cara fisik atau mekanik, kimiawi, biologis dan kobinasinya. Perlakuan secara fisik dapat dilakukan dengan cara penjemuran, pencacah atau pemotongan, penggiling, penghancuran serta pembuatan pelet (Wahyono dan Hardiyanto, 2004). Perlakuan secara kimiawi dilakukan dengan cara menanbahkan bahan kimia seperti amoiasi. Amoniasi merupakan  salah satu perlakuan bahan pakan secara kimiawi yang   bersifat alkalis sehingga dapat melarutkan hemiselulosa dan memutuskan ikatan atara lignin dan selulosa atau emiselulosa (Klopfenstein, 1987 dalam Pprastyawan at al., 2012).  Perlakuan secara biologis dapat dilskukan dengan cara fermentasi dengan menggunakan mikroba starter, proses fermentasi ini bermanfaat untuk menurunkan kadar serat kasar, meningkatkan kecernaan dan meningkatkan kadar protin bahan pakan (Tampoebolon, 1997 dalam Pprastyawan at al., 2012).  Dan perlakuan secara kombinasi dapat dilakukan dengan cara gabungan dari fisik-kimia, fisik-biologi dan atau biologi-kimia.


Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mendeskripsikan pengawetan hijauan pakan berupa rumput gajah secara fisik dengan cara pengeringan yang sering disebut hay, sehingga hijauan pakan tersebut dapat tersedia terus-menerus sepanjang tahun untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak terutama ternak ruminansia.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Kaakteristik Rumput Gajah
Rumput gajah (pennicetum purureum) atau rumput napier  merupakan jenis hijauan pakan ternak yang mempunyai kualitas tinggi dan disukai oleh ternak (Rianto dan Purbowati, 2010). Karatteristik dari rumput ini yaitu tumbuh tinggi, kuat, perakaran dalam, berkembang dengan rhizome, batang dan daun bagian permukaan atas berbulu dan bunga berwarna kunig atau coklat. Rumput Gajah adalah salah satu jenis rumput unggul yang sekarang banyak ditanam oleh para peternak, rumput ini memiliki kandungan bahan kering (BK) 21%, protein kasar (PK) 9,6%, lemak kasar (LK) 1,9%, Total Digestible Nutrients(TDN) 52,4% (SIREGAR, 2003 dalam Rianto et al., 2007).
B.     Hay
            Hay merupakan hijauan berupa daunan jenis rumputan atau bijian yang sengaja dipanen menjelang berbunga yang dikeringkan baik dengan cara diangin-anginkan maupun dengan cara dikeringkan dengan panas matahari secara langsung. Hay merupakan  hijauan makanan ternak   yang sengaja dipotong dan dikeringkan agar bisa diberikan kepada ternak pada  kesempatan yang lain. Tujuan dari pembuatan hay ini yaitu hay adalah untuk mengurangi tingkat kandungan air dari hijauan hingga pada suatu level dimana menghambat aksi dari enzim-enzim baik yang dihasilkan oleh tanaman maupun mikrobial (Mc Donald et al., 2002 dalam Mansyur et al., 2007), untuk dapat menyediakan hijauan pakan untuk ternak pada saat-saat tertentu, seperti  dimasa paceklik atau musim kemarau, untuk dapat memanfaatkan hijauan pada saat pertumbuhan terbaik tetapi pada saat itu belum dimanfaatkan. Sedangkan prinsip dari proses pembuatan hay ini adalah menurunkan kadar air menjadi 15-20%  dalam waktu yang singkat, baik dengan panas matahari ataupun panas buatan.
            Menurut Yulianto dan Saparinto (2010) bahwa  proses pembuatan hay yaitu pertama menyiapkan hijauan pakan (rumput gajah) yang kemudian memotong- motongnya baik dengan cara manual dengan pisau atau sabit maupun dengan menggunakan mesin pencacah rumput dan dilakukan penimbangan untuk mengetahui kadar airnya, kemudian jemur hijauan dibawah sinar atahari selama  1-2 hari agar kadar air menjadi 20-25% dan perlu dilakukan penimbangan setiap 5 jam untuk mengetahui kadar airnya. Jika pengeringan sudah merata selanjutnya hijauan diikat dan hay disimpan digudang. Ciri-ciri hay yang baik adalah warna hijau kekuningan, tidak banyak daun yang rusak, bentuk daun masih utuh atau jelas dan tidak kotor atau berjamur, serta tidak mudah patah bila batang dilipat dengan tangan (Subekti, 2009).

































BAB III
MATERI DAN METODE
Waktu Praktikum :
Tempat            :
Waktu             :
Hari/tanggal    :

A.    Materi  Praktikum
1.      Alat dan bahan
a.       Alat
·         Tempat pengering
b.      bahan
·         Rumput gajah
B.     Metode Praktikum
1.      Potong prumput gajah dengan menggunakan pisau pemotong.
2.      Lalu jemur rumput gajah yang sudah di potong selama 2 jam.

















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil
B.     Pembahasan
Hay Rumput Gajah
            Rumput gajah (pennicetum purureum) atau rumput napier  merupakan jenis hijauan pakan ternak yang mempunyai kualitas tinggi dan disukai oleh ternak (Rianto dan Purbowati, 2010). Pengawetan rumput gajah dengan pengeringn atau hay merupakan cara yang tepat, sehingga kualitas rumput gajah terjaga dan  dapat di berikan pada ternak untuk kebutuhannya sepanjang tahun. Menurut Rianto et al., (2006) bahwa hay rumput Gajah memiliki kandungan nutrisi Air 13,38%, Abu 15,98%, LK 3,38% PK 9,82% SK 23,88%. Energi 2.992 kcal/kg. Sedangkan menurut  Santoso Dan Hariadi (2008) BK 83,4%, BO 87,8%, PK 12,4%, NDF 70,0%, LK 1,9% dan NFC 3,4%.
            Menurut Wina (2008)  menyatakan bahwa penyebabkan penurunan kadar senyawa karotenoid yang sangat signifikan (83% hilang) selama proses pembuatan hay  karena senyawa karotenoid sangat labil dan mudah rusak radiasi oleh panas atau terekpos oleh sinar UV pada pengeringan hijauan di bawah sinar matahari. WILLIAM  et al.(1998) dalam  Wina (2008) melaporkan kandungan rata-rata β-karoten dalam hijauan segar, dan hijauan yang dibuat ”hay” masing-masing adalah 196 dan 36 mg/ kg bahan kering. Jadi hijauan segar yang dibuat menjadi hay akan menalani penurunan kadar β- karoten dan senyawa karotenoid. Menurut Nista et al., (2007) bahwa Keuntungan atau kebaikan pembuatan hay yaitu kandungan vitamin D dalam hijauan lebih tinggi, sedangkan Kekurangan dari pembutan hay yaitu  proses pengeringan berlangsung lebih lama menyebahkan penurunan gizi relatif lebih besar, selama proses pengeringan ini sel-sel terus bernapas, menggunakan energi eperti gula dan karbohidrat yang menghasilkan CO2 dan  Karotin (pro-vitamin A) menurun.




BAB III
KESIMPULAN
            Rumput gajah (pennicetum purureum) atau rumput napier  merupakan jenis hijauan pakan ternak yang mempunyai kualitas tinggi dan disukai oleh ternak. Pengawetan dengan pembuatan hay merupakan cara yang tepat untuk rumput gahaj ini, sehingga hijauan dapat tersedia untuk memenuhi kebutuhan ternak sepanjang tahun. Pembuatan hay merupakan cara yang lebih mudah diakukan untuk pengawetan rumput gajah dengan mengandalkan panas dari sinar matahari. Kualitas  hay rumput gajah dipengaruhi oleh masa pemotongan rumput dan lama penyinaran matahari, pemotongan yang baik rumput dipotong menjelang berbunga dan pengeringan sebaiknya rumput tidak terkena sinar matahari secara langsung.


DAFTAR PUSTAKA
Mansyur, Tidi Dhalika, U. Hidayat Tanuwiria Dan Harun Djuned. 2007. Proses Pengeringan Dalam Pembuatan Hay Rumput Signal (Brachiaria decumbens) Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner : 714-720.
Nista, D., Hesty Natalia dan A. Taufik. 2007. Teknologi Pengolahan Pakan. Departemen Pertanian Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan Balai Pembibitan Ternak Unggul Sapi Dwiguna dan Ayam, Sembawa.
Rianto, E dan E Purbowati. 2010. Panduan Lengkap Sapi Potong. Penebar Swadaya, Jakarta.
Rianto, E., Deasy Anggalina, Sularno Dartosukarno dan Agung Purnomoadi. 2006. Pengaruh Metode Pemberian Pakan Terhadap Produktivitas Domba Ekor Tipis. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner : 361-365.
Rianto, E., Mariana Wulandari dan Retno Adiwinarti. 2007. Pemanfaatan Protein Pada Sapi Jantan Peranakan Ongole Dan Peranakan Friesian Holstein Yang Mendapatpakan Rumput Gajah, Ampas Tahu Dan Singkong. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner : 64-70.
Santoso, B.  Dan B. Tj. Hariadi. 2008. Komposisi Kimia, Degradasi Nutrien dan Produksi Gas Metana in VitroRumput Tropik yang Diawetkan dengan Metode Silase dan Hay. Media Peternakan Vol. 31 No. 2: 128-137
Subekti,  Endah. 2009. Ketahanan Pakan Ternak Indonesia. Mediagro Vol. 5 No. 2 :  63 – 71.
Subekti, G., Suwarno dan Nur Hidayat. 2013. Penggunaan Beberapa Aditif Dan Bakteri Asam Laktat Terhadap Karakteristik Fisik Silase Rumput Gajah Pada Hari Ke- 14. Jurnal Ilmiah Peternakan 1(3): 835–841.
Ternak Purbajanti Endang Dwi. 2012. Rumput Dan Legum; Sebagai Hijauan Makanan. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Wina, Elizabeth. 2008. Manfaat Senyawa Karotenoid Dalam Hijauan Pakan Untuk Sapi Perah. Semiloka Nasional Prospek Industri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas – 2020 : 124-129.
Yulianto, P dan C. Saparinto. 2010. Pembesaran Sapi Potong Secara Intensif. Peebar Sw


syarif.es10@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar